Seabubbles (2): Spesifikasi dan Prospeknya

Seabubbles (2): Spesifikasi dan Prospeknya

Pada bagian pertama dari tulisan mengenai Seabubbles di situs ini, telah diceritakan tentang gagasan awal dari Alain Thébault dan Anders Bringdal untuk mendirikan bisnis startup SeaBubbles. Bagian kedua ini akan memberikan gambaran lebih detil mengenai spesifikasi desain Seabubbles serta prospeknya di masa depan.

SPESIFIKASI

Sebagai moda transportasi yang memanfaatkan infrastruktur perairan di dalam dan sekitar kota yang selama ini terabaikan, SeaBubbles memakai teknologi Hydroptère yang dikembangkan oleh Thébault, sebagai sebuah inovasi eksperimental dari sistem hydrofoil. Sebagai moda transportasi yang memanfaatkan infrastruktur perairan di dalam dan sekitar kota yang selama ini terabaikan, SeaBubbles memakai teknologi Hydroptère yang dikembangkan oleh Thébault, sebagai sebuah inovasi eksperimental dari sistem hydrofoil.

 

Mekanisme Hydroptère sama dengan pesawat terbang: udara yang melewati sayap menghasilkan pengangkatan dan membuatnya terbang. Hal ini berarti: ketika SeaBubbles membawa penumpang melintasi perairan, kendaraan ini tidak akan mengapung di permukaan air seperti perahu, melainkan mengambang setinggi 2 kaki (sekitar 60 cm) di atas air, membuat gesekan dengan air 40 persen lebih kecil dibandingkan dengan perahu biasa, dan tidak menimbulkan gelombang meskipun dijalankan dengan kecepatan maksimal.

Terbuat dari bahan fiberglass dan busa padat, prototipe terakhir dari perahu ini memiliki dimensi sekitar 4,2 meter (panjang) kali 2,1 meter (lebar). Perahu mulai terangkat dalam kecepatan 5 knot, dan akan mencapai kecepatan tertinggi sebesar 14 knot. Bringdal dan Thébault sedang mengembangkan versi cepat dari SeaBubbles, yang direncanakan akan bisa dipacu dengan kecepatan maksimal 30 knot.

Penggerak SeaBubbles menggunakan motor listrik dengan sumber tenaga dari baterai yang mampu menyimpan energi untuk menempuh jarak 80-100 kilometer setiap kali diisi. Pengisian ulang baterai dilakukan di dermaga yang dirancang khusus, dengan sumber energi listrik yang berasal dari matahari dan gelombang/pasang surut air.

Penggunaan energi listrik yang bebas emisi karbon dan berasal dari sumber yang terbarukan membuat SeaBubbles ramah lingkungan. Selain itu, mesin yang digerakkan oleh motor listrik juga tidak menimbulkan suara bising. Kemampuan SeaBubbles untuk berjalan tanpa gelombang dan tanpa suara ini membuatnya aman untuk dioperasikan di area-area yang mensyaratkan ketenangan (misalnya: di dekat permukiman, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya).

Menurut perhitungan, dengan kapasitas penumpang sebanyak 4-5 orang, setiap perjalanan akan menghabiskan biaya kurang dari £ 10 (sekitar 150.000 rupiah). Thébault juga berharap bahwa suatu hari kendaraan ciptaannya ini bisa berjalan secara otonom alias tanpa pengemudi.

PROSPEK FINANSIAL

Setelah mendirikan bisnis startup SeaBubbles pada awal tahun 2016, Thébault dan Bringdal mendapatkan modal awal sebesar 500.000 euro yang mereka kumpulkan awal Juli 2016 dari para pendukungnya, di antaranya: pendiri perusahaan pembuat drone Parrot SA, Partech Ventures dan dana BPI yang didukung pemerintah Prancis. Bulan lalu, terkumpul tambahan modal sebesar 3,45 juta euro dari perusahaan asuransi Prancis Maif dan dana modal ventura Partech Ventures.

Dengan target pencapaian modal sebesar 20-30 juta euro untuk dapat beroperasi penuh, Thébault dan Bringdal berencana untuk meluncurkan sekitar selusin unit SeaBubbles di Sungai Seine di Paris. Untuk itu mereka berusaha menutup kekurangan dana dengan menarik investor dari perusahaan-perusahaan di Teluk San Francisco, Amerika Serikat, dan calon pelanggan lainnya. 

Mereka juga mulai membahas kemungkinan pengembangan SeaBubbles menjadi kendaraan otonom serta alternatif pengisian baterai dengan para partner potensial. Unit perahu, dermaga pengisian baterai, dan aplikasi taksi akan siap untuk diujicoba di Paris bulan Juni ini. Para tamu yang diundang dalam ujicoba tersebut antara lain adalah pendiri Alphabet Inc Larry Page, Pangeran Albert dari Monaco, dan penerbang pesawat bertenaga surya Bertrand Piccard.

Selain mengundang calon investor menghadiri acara ujicoba di Paris, Thébault dan Bringdal juga akan memulai 'SeaBubbles Pop Up Tour', dengan tampil di berbagai demo untuk publik, dimana para investor dan anggota masyarakat akan dapat mencoba prototipenya.

Uber, aplikasi smartphone untuk ride-sharing, menyambut baik kehadiran SeaBubbles. Thébault dan Bringdal menyatakan bahwa mereka telah membicarakan kemungkinan untuk bermitra dengan Uber; dan mendapatkan dukungan penuh dari Walikota Paris Anne Hidalgo. Thébault dan Bringdal juga sudah menemui para walikota dari kota-kota penting di berbagai belahan dunia, membahas kemungkinan untuk melakukan demo SeaBubbles di kota mereka.

 

SeaBubbles memang harus menghadapi tantangan yang sangat besar, baik dalam hal finansial maupun peraturan di level kota hingga negara. Bringdal and Thébault harus membangun prototipe, merayu investor, meyakinkan pejabat kota untuk memberikan izin operasi di perairan mereka, dan mengembangkan aplikasi ride-sharing untuk penumpangnya. Uber hanya membuat aplikasi saja, tapi SeaBubbles harus menciptakan seluruh jaringan transportasi dari nol.

Meskipun menghadapi tantangan berat, SeaBubbles berharap akan dapat memperluas layanannya ke 12 kota di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Amerika Serikat pada tahun 2018; dan berencana untuk memiliki layanan taksi air yang beroperasi di 50 kota pada tahun 2024.

--

(bagian 2 dari 2 tulisan | dirangkum dari berbagai sumber: Architectural Digest, Daily Mail, Inhabitat, The Verge, & Bloomberg | sumber gambar lain: Pixabay & Innovapass)

Comments (0)

There are no comments posted here yet

Leave your comments

Posting comment as a guest.
Attachments (0 / 3)
Share Your Location