Menurut data dari WWF, sektor pertanian mengkonsumsi sekitar 70 persen dari air tawar yang ada di planet ini. Di Amerika Serikat saja, pertanian menyedot sekitar 80 persen air di seluruh negara. Dengan adanya efek perubahan iklim dan konsumsi rata-rata 80-100 galon per orang per hari di AS (termasuk untuk mandi, mencuci, dan mengguyur toilet), air bersih menjadi sumber daya yang paling berharga seiring berjalannya waktu.
Sementara itu, PBB memprediksi bahwa pada awal 2025, 1.800 juta orang akan tinggal di daerah dengan kelangkaan air; “Sebagai pengguna air terbesar di dunia dan sumber utama pencemaran air, pertanian akan memainkan peran kunci dalam mengatasi krisis air yang sudah di depan mata," demikian menurut laporan tahun 2016 dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
(Electra Jarvis, salah satu pendiri Green Food Solutions)
Kondisi semacam inilah yang mengilhami Electra Jarvis dan mitra bisnisnya Mary Wetherhill untuk mendirikan Green Food Solutions pada tahun 2017 lalu. Green Food Solutions adalah sebuah inisiatif pertanian perkotaan menggunakan kebun vertikal berbentuk menara kecil dengan sistem hidroponik. Menara ini dapat ditanami berbagai tanaman herbal dan sayuran seperti selada, bok choy, dan sawi hijau, yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jarvis dan Wetherhill mendirikan Green Food Solutions di New York, salah satu kota megapolitan terpadat di dunia. Di kota seperti New York, kebun vertikal juga memiliki keuntungan spasial. Semakin besar kota, harga sepetak tanah semakin mahal, sehingga ruang yang mampu dimiliki (atau disewa) menjadi semakin kecil. Bagi mereka yang ingin menanam sayuran tapi tidak memiliki halaman selain sebidang ruang di atap atau balkon apartemennya, kebun vertikal dapat dijadikan solusi. Menara tanam yang diperkenalkan oleh Green Food Solutions berukuran cukup kecil, dan dapat ditempatkan di mana saja, sehingga sangat sesuai untuk penduduk kota tersebut.
Menara tanam Green Food Solutions hanya menggunakan 10% air dan 10% ruang dari yang dibutuhkan untuk menanam sayuran dengan cara tanam tradisional (di tanah). Jarvis dan Wetherhill menerangkan: "Menara tanam kami secara teknis bersifat aeroponik; tanaman menggantung secara vertikal tanpa tanah. Untuk membuat air menjadi kaya nutrisi, nutrisi tersebut ditambahkan ke dalam air yang ditempatkan di bagian dasar menara. Air dikirimkan ke atas melalui sistem pompa, kemudian didaur ulang berulang kali, sehingga Anda hanya perlu menambahkan air setiap dua minggu sekali. Campuran nutrisi, oksigen ekstra, dan spektrum cahaya yang tepat dari lampu LED pada menara ini membuat tanaman dapat tumbuh tiga sampai empat kali lebih cepat daripada jika ditanam secara tradisional."
Alat ini dipasarkan dengan harga 543 Dollar AS atau sekitar 7,5 juta Rupiah, yang dapat diangsur selama 12 bulan (sekitar 625.000 rupiah per bulan). Harga ini sudah mencakup campuran nutrisi, berbagai perlengkapan lainnya seperti lampu dan pompa, serta benih beberapa jenis tanaman.
“Menara kami memang tidak akan sepenuhnya menggantikan sistem pertanian tradisional, namun cukup untuk menyediakan suplemen makanan dengan teknologi yang inovatif. Apalagi, dengan menanam sendiri sayuran yang kita makan, kita bisa mendapatkan makanan segar setiap hari. Jika kita membeli sayuran di supermarket, rasa segar itu tidak kita dapatkan, karena sudah habis di perjalanan," Jarvis dan Wetherhill menambahkan.
---
(sumber: Inverse & Tower Garden)
Comments (0)